Flebotomi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel darah melalui pembuluh vena, umumnya menggunakan jarum suntik atau vacutainer. Meski tergolong prosedur yang rutin dan relatif aman, flebotomi tetap memiliki potensi menimbulkan berbagai penyulit, terutama bila dilakukan tanpa keterampilan dan kehati-hatian yang memadai. Penyulit tersebut dapat berkaitan dengan teknik, kondisi pasien, maupun faktor lingkungan.
1. Hematoma
Hematoma adalah penyulit yang paling sering terjadi. Hematoma terjadi ketika darah bocor dari vena ke jaringan sekitarnya akibat kerusakan dinding vena atau penekanan yang tidak adekuat pasca-venipungsi. Gejalanya berupa pembengkakan, perubahan warna kulit menjadi kebiruan, dan rasa nyeri di lokasi pungsi. Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan jarum dimasukkan dan ditarik dengan teknik yang benar serta menekan bekas suntikan minimal selama 2–3 menit setelah prosedur.
2. Kesulitan Menemukan Vena
Beberapa pasien memiliki vena yang sulit ditemukan, terutama pasien usia lanjut, obesitas, dehidrasi, atau pasien anak. Kondisi ini dapat menyebabkan prosedur berulang dan meningkatkan risiko trauma jaringan. Penggunaan tourniquet yang efektif, pemilihan lokasi yang tepat (seperti vena median cubiti), dan pemanasan area pungsi dapat membantu memperjelas vena.
3. Infeksi
Infeksi lokal di area pungsi dapat terjadi bila prosedur dilakukan dengan aseptik yang buruk. Gejala infeksi termasuk kemerahan, bengkak, nyeri, dan bisa disertai demam. Untuk mencegah infeksi, tenaga kesehatan harus mencuci tangan dengan benar, menggunakan sarung tangan, dan mendisinfeksi kulit dengan antiseptik sebelum prosedur.
4. Vena Collaps atau Vena Mengempis
Vena bisa mengempis saat darah ditarik terlalu cepat atau tekanan negatif pada tabung terlalu tinggi, terutama pada vena kecil atau lemah. Ini menyulitkan proses pengambilan darah dan memerlukan pengambilan ulang di lokasi lain. Menyesuaikan tekanan dan kecepatan pengambilan dapat mencegah penyulit ini.
5. Cedera Saraf
Meskipun jarang, cedera saraf bisa terjadi jika jarum mengenai saraf di sekitar vena, seperti pada area fossa antekubiti. Gejalanya berupa nyeri tajam saat jarum dimasukkan, kesemutan, atau mati rasa. Bila terjadi gejala ini, prosedur harus segera dihentikan dan dilakukan pada lokasi lain.
6. Sinkop (Pingsan)
Sebagian pasien mengalami vasovagal syncope saat melihat darah atau akibat rasa nyeri dan kecemasan. Tindakan pencegahan meliputi menempatkan pasien dalam posisi duduk dengan sandaran atau terlentang, serta memberikan penjelasan yang menenangkan sebelum prosedur.
7. Kesalahan Identifikasi Pasien atau Sampel
Kesalahan ini sangat krusial dan bisa berdampak fatal terhadap diagnosis atau terapi pasien. Oleh karena itu, penting untuk melakukan identifikasi pasien dengan dua parameter (misalnya nama lengkap dan tanggal lahir) serta memastikan label tabung darah sesuai sebelum dan sesudah pengambilan.