Urutan Pengambilan Sampel Tabung


Dalam dunia laboratorium klinik, salah satu keterampilan dasar yang sangat penting dikuasai oleh analis kesehatan adalah flebotomi, yaitu prosedur pengambilan sampel darah dari pasien. Prosedur ini tidak hanya sekadar menyuntik dan menarik darah, tetapi juga menuntut ketelitian tinggi, terutama dalam pemilihan tabung dan urutan pengambilannya.

Mungkin terdengar sepele, tetapi urutan pengambilan sampel darah berdasarkan warna tutup tabung memiliki dampak besar terhadap akurasi hasil pemeriksaan laboratorium. Kesalahan dalam urutan ini dapat menyebabkan kontaminasi silang antar bahan antikoagulan, mengganggu integritas sampel, dan bahkan menimbulkan salah diagnosis.

Mengapa Urutan Pengambilan Tabung Itu Penting?

Setiap tabung darah mengandung bahan aditif atau antikoagulan tertentu yang memiliki fungsi spesifik, seperti mencegah pembekuan, memisahkan serum, atau menghambat metabolisme glukosa. Jika urutan pengambilan darah tidak sesuai, bahan dari satu tabung bisa tercampur ke dalam tabung lain melalui jarum atau alat vakum (vacutainer), dan mengacaukan hasil pemeriksaan.

Untuk itulah, organisasi internasional seperti Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) menetapkan standar Order of Draw atau urutan pengambilan darah yang wajib diikuti oleh tenaga laboratorium.


Urutan Pengambilan Sampel Darah Berdasarkan Warna Tutup Tabung

Berikut adalah urutan standar pengambilan tabung darah yang umum digunakan di Indonesia dan secara internasional:

1️⃣ Biru (Natrium Sitrat)

  • Fungsi: Untuk pemeriksaan koagulasi, seperti PT (Prothrombin Time) dan APTT.

  • Alasan diambil pertama: Untuk mencegah kontaminasi dari antikoagulan lain yang dapat mengganggu hasil uji pembekuan.

2️⃣ Merah (Plain)

  • Fungsi: Tidak mengandung aditif, digunakan untuk serum seperti pemeriksaan fungsi hati, enzim, hormon.

  • Catatan: Jika tabung gel kuning tersedia, biasanya merah diambil sebelum kuning.

3️⃣ Kuning (SST – Serum Separator Tube)

  • Fungsi: Mengandung gel separator dan clot activator, digunakan untuk uji kimia klinik berbasis serum (profil lipid, fungsi ginjal, dll).

  • Keunggulan: Memisahkan serum dengan cepat dari sel darah.

4️⃣ Hijau (Heparin)

  • Fungsi: Mengandung heparin, digunakan untuk plasma pada pemeriksaan gas darah dan elektrolit.

5️⃣ Ungu (EDTA)

  • Fungsi: Mengandung EDTA, digunakan untuk hematologi seperti hitung darah lengkap (CBC), hapusan darah tepi, dan HbA1c.

6️⃣ Hitam (Natrium Sitrat – ESR)

  • Fungsi: Khusus untuk pemeriksaan laju endap darah (LED/ESR). Biasanya hanya dipakai di laboratorium tertentu.

7️⃣ Abu-abu (Natrium Fluorida & Kalium Oksalat)

  • Fungsi: Menghambat glikolisis, digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah, toleransi glukosa, dan alkohol darah.


Tips Praktis Saat Melakukan Flebotomi

  • Gunakan vacutainer dengan hati-hati agar tidak terjadi urutan terbalik.

  • Pastikan volume darah sesuai kapasitas tabung, terutama pada tabung biru yang memerlukan rasio darah-antikoagulan yang tepat.

  • Segera balik tabung (inversi) 5–10 kali setelah darah masuk, untuk mencampur darah dengan antikoagulan secara merata.

  • Gunakan urutan "Biru – Merah – Kuning – Hijau – Ungu – Hitam – Abu-abu" sebagai panduan harian.


Kesimpulan

Sebagai tenaga kesehatan laboratorium, memahami dan menerapkan urutan pengambilan darah berdasarkan warna tabung adalah hal krusial yang tidak boleh diabaikan. Ini bukan hanya soal prosedural, tetapi menyangkut keselamatan pasien dan keakuratan hasil diagnosis.

Dengan memahami fungsi masing-masing tabung dan mengikuti urutan yang benar, Anda membantu memastikan bahwa setiap sampel darah yang dikirim ke laboratorium benar-benar merepresentasikan kondisi kesehatan pasien secara akurat. Mari bekerja profesional demi mutu layanan kesehatan yang lebih baik.

Posting Komentar